Kamis, 24 Januari 2013

TEORI MOTIVASI DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI NON-PROFIT

0 comments


Mata Kuliah  : Komunikasi Organisasi
Nama              : Jessica Putri Leona S
NIM                 : 11140110213
Fakultas         : Ilmu Komunikasi
Jurusan          : Public Relations
Kelas               : C1
Dosen             : Dra. Lidia Evelina, M.M

Universitas Multimedia Nusantara



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Berbagai teori motivasi hierarki Maslow, cenderung merujuk dan digunakan pada organisasi profit, yaitu organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan, karyawan, penyelia, dan gaji. Tidak banyak tulisan-tulisan yang mengupas akan penerapan teori motivasi pada organisasi non-profit yang tidak terkait oleh kewajiban, gaji, dan atasan bawahan. Organisasi non-profit yang ingin didefinisikan di sini adalah organisasi yang sifat keanggotaannya berupa kesukarelaan, tidak adanya paksaan, kontrak kerja, atau gaji.
Hal-hal tersebut kemudian menorehkan beberapa pertanyaan. Jika anggota dalam organisasi profit termotivasi karena adanya pemenuhan kebutuhan yang mereka peroleh secara nyata melalui bergabungnya mereka dalam organisasi tersebut, lalu hal-hal apakah yang membuat bermacam-macam individu dari berbagai kalangan dan berbagai jenis pekerjaan mau untuk bergabung dalam sebuah organisasi non profit yang juga non profit, hingga mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran ke dalam organisasi tersebut, dan terlibat secara aktif dalam organisasi tersebut.
Seperti yang terjadi dalam sebuah organisasi pengabdian masyarakat “Lions Club International” dan “Leo Club International”. Kedua organisasi tersebut adalah organisasi non-profit yang anggotanya berasal dari berbagai kalangan dan berbagai latar belakang pekerjaan. Leo Club adalah organisasi pemuda yang merupakan salah satu program dari Lions club, yang anggota nya terdiri dari siswa SMP hingga perguruan tinggi, atau pemuda yang belum berumur 28 tahun. Sementara Lions Club adalah organisasi pengabdian masyarakat yang anggotanya terdiri dari pengusaha, dokter, dosen, guru, dan berbagai profesi lain yang berusia di atas 28 tahun, di mana mereka sendiri telah memiliki kesibukannya masing-masing, tetapi masih berkontribusi aktif dalam kegiatan organisasi non-profit tersebut.
Untuk itulah, penulis mengangkat tema “Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Organisasi Non-Profit” sehingga kita dapat melihat keefektifan penerapan dari teori motivasi dalam organisasi non-profit, serta membedah lebih jauh tentang hal-hal yang memotivasi para anggota organisasi non profit untuk tetap bertahan dan bergabung dalam organisasi tersebut.

1.2  Identifikasi Masalah
1.2.1.           Penerapan teori motivasi yang cenderung hanya ke organisasi profit
1.2.2.           Perbedaan aspek motivasi dalam organisasi profit dan non-profit
1.3  Rumusan Masalah
 Rumusan masalah yang terdapat dalam karya tulis ini antara lain:

1.3.1.   Apa yang memotivasi para anggota organisasi non-profit?
1.3.2.   Apakah teori motivasi hierarki Maslow yang diterapkan dalam organisasi profit, dapat pula secara efektif diterapkan pada organisasi non-profit?


1.4  Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1.    Mencari aspek yang memotivasi anggota organisasi non-profit
Karya tulis ini bertujuan untuk mencari tahu aspek-aspek yang menjadi motivasi bagi para anggota organisasi non-profit untuk bergabung di dalamnya dan ikut berpartisipasi aktif.
2.    Membuktikan penerapan teori motivasi hierarki Maslow dalam organisasi non-profit
Diharapkan dengan karya tulis ini dapat membuktikan apakan teori motivasi hierarki Maslow dapat secara efektif diterapkan dalam sebuah organisasi non-profit layaknya hal tersebut diterapkan dalam organisasi profit.

1.5  Manfaat Penelitian
Dari karya tulis tentang “Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Organisasi Non-Profit”  ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi khalayak luas maupun kalangan tertentu, terhadap kesadaran masyarakat akan aspek-aspek yang memotivasi individu dalam sebuah organisasi non-profit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan terhadap penelitian sejenis yang lebih mendalam, serta menjadi sarana pengembangan ilmu sosial.



BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1   Teori Umum

Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang-orang. Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat.(Pace: 2001)
Komunikasi organisasi dalam definisi objektif menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas organisasional”. Sementara komunikasi organisasi dalam definisi subjektif adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses komunikasi tersebut tidak mencerminkan organisasi, ialah organisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan member makna atas apa yang sedang terjadi. (Pace: 2001)
Atas dasar definisi di atas, organisasi yang dibahas pada makalah ini yaitu Lions Club International dan Leo Club International yang merupakan organisasi non-profit mengarah kepada suatu komunikasi organisasi yang bersifat subjektif. Di mana yang terjadi dalam organisasi tersebut bukanlah penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi, melainkan penciptaan makna atas interaksi yang terjadi dalam proses komunikasi diantara anggota-anggota organisasi tersebut.

2.2   Teori Khusus

Menurut Maslow, kebutuhan kita terdiri dari lima ketegori: fisiologis, keselamatan atau keamanan, rasa memiliki atau sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ini, menurut Maslow, berkembang dalam suatu urutan hierarkis, dengan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling kuat hingga terpuaskan. (Pace: 2001)
Man is a hierarchy of needs, with the biological needs at the base of hierarchy, and the spiritual needs at the top. (Maslow: 1993)
Menurut Maslow, ada dua kategori kebutuhan dalam hierarki tersebut yaitu deficiency needs dan meta needs. Kedua sifat dari dua kebutuhan tersebut tercermin dalam tulisan Maslow pada The Farther Reaches of Human Nature, yaitu the hierarchy of basic needs is prepotent to the metaneeds. Yang berarti bahwa deficiency needs atau basic needs lebih kuat atau lebih menuntut untuk dipenuhi daripada metaneeds. (Maslow: 1993)
Digambarkan Maslow bahwa basic needs adalah empat kategori terbawah dari hierarki kebutuhan Maslow, sementara Metaneeds adalah kategori teratas dari hierarki kebutuhan Maslow yaitu self-actualization. Di mana metaneeds hanya akan dapat terpenuhi ketika semua basic needs sudah terpenuhi, metaneeds menyangkut kebutuhan akan pengetahuan, kecantikan, kekayaan, kebaikan (benevolence), meaningfulness (values), dan lain-lain.
Konsep prepotency mengasumsikan juga bahwa suatu kebutuhan yang terpenuhi bukan lagi merupakan suatu pendorong (motivasi). Hanya kebutuhan yang tidak terpenuhi yang mendorong orang untuk bertindak dan mengarahkan perilaku mereka kepada suatu tujuan. (Pace: 2001)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang menjadi motivasi bagi anggota organisasi profit menurut Maslow adalah kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut. Sehingga mereka bekerja di dalam organisasi tersebut dengan tujuan memenuhi basic needs mereka.

2.3   Hipotesis

Teori Hierarki Maslow memiliki penerapan yang berbeda pada organisasi non profit dibandingkan dengan sebuah organisasi profit.

2.4  Skema
           




BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1   Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk kualitatif .Penulis meneliti tentang penerapan teori motivasi hierarki Maslow dalam organisasi non profit dari berbagai studi pustaka dan wawancara.

3.2   Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Penulis memilih orang yang menjadi anggota dalam organisasi non profit Lions Club International dan Leo Clubs International yang ada di Jakarta.

3.2.2 Sampel
Sampel yang penulis ambil adalah tiga orang anggota Lions club dan Leo Club dengan latar belakang pekerjaan, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan umur yang berbeda. Lions club dan Leo Club adalah organisasi pengabdian masyarakat yang bersifat non profit, yang memiliki stuktur organisasi yang jelas dan dilengkapi dengan seperangkat birokrasi seperti AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Dalam organisasi ini, terdapat berbagai pembagian kekuasaan atau wilayah. Karena organisasi ini bersifat internasional, maka organisasi ini terdapat hampir di seluruh dunia. Indonesia sendiri merupakan multiple district dengan kode 307 dan dipimpin oleh seorang presiden multi distrik yang terbagi atas 4 distrik yang dikepalai oleh seorang presiden distrik atau district governor. Setiap distrik terdiri atas beberapa kumpulan klub yang masing-masing klub nya dikepalai oleh seorang president klub dan semua presiden dilengkapi oleh keanggotaan dan struktur organisasi yang jelas.

3.3   Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah:
3.3.1      Metode Pengumpulan Data
3.3.1.1       Metode Studi Pustaka
Makalah yang penulis buat bersumber dari internet serta dari berbagai sumber buku yang telah penulis baca.
                         3.3.1.2     Metode Wawancara
Makalah ini juga disusun berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis terhadap tiga koresponden yang berbeda..

3.3.2      Metode Analisis Data
Data yang kami peroleh untuk analisis sebagai landasan teori dalam menganalisis dan membahas masalah lebih dalam diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan tema.





BAB 4
PEMBAHASAN

44.1 Penyajian data
4.1.1   Hasil Wawancara
            4.1.1.1 Responden 1
Bisma Adi Putra adalah seorang mahasiswa Trisakti School of Management jurusan Akuntansi. Ia berusia 21 tahun. Ia bergabung di Leo Clubs Multi District 307 Indonesia dan sekarang berkedudukan sebagai President Distrik 307 B1.
Dari hasil wawancara yang dilakukan secara tatap muka setelah bakti sosial  membantu proses evakuasi korban banjir di Pluit, responden 1 mengatakan bahwa motivasi awalnya ikut dalam organisasi sosial ini hanyalah keinginan sederhana dari ia dan beberapa temannya untuk dapat mengadakan bakti sosial ke panti asuhan yang ada di Jakarta dan sekitarnya, kemudian ia ditawarkan oleh adik dari ibunya yang adalah anggota dari Lions Club. 
Ketika dirinya telah berkecimpung dalam dunia Leo Club dan ikut dalam berbagai kegiatannya, motivasinya berkembang. Ia tak hanya ingin mengunjungi beberapa panti asuhan, tetapi ia ingin lebih banyak membuat kebahagiaan bagi orang lain. Ia juga termotivasi untuk belajar menjadi pemimpin yang baik melalui Leo Club ini. Hal tersebutlah yang membuatnya bertahan hingga saat ini di Leo Club.  
            4.1.1.2 Responden 2
Marta Jovita Tanawi adalah mahasiswa Sahid tourism school  jurusan perhotelan yang berusia 20 tahun. Ia adalah salah satu member dari Leo Club Jakarta Jayakarta Benevole distrik 307 A1 yang tidak menjabat baik dalam klub maupun dalam distrik dan multidistrik.
Menurut hasil wawancara, responden 2 awalnya tertarik untuk bergabung dalam leo club ini dengan motivasi bahwa ia dapat menambah networking, pengalaman, dan dorongan moral untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan responden 2 merasa, dengan keterlibatannya di dalam Leo Club ini, semua motivasi awalnya tercapai, bahkan diakuinya bahwa sejak bergabung dengan Leo Club ini, responden 2 merasakan ‘keajaiban-keajaiban’ yang menurutnya menambah kebahagiaan dalam hidupnya. Melalui organisasi ini, ia dapat bertemu dengan banyak orang baik lainnya yang peduli terhadap sesama dan mau membantu orang lain tanpa pamrih.
Walaupun di sisi lain ada hal-hal yang memberatkannya dengan bergabungnya ia dalam organisasi sosial ini, seperti waktu senggang yang terpakai, hingga kegiatan yang mengharuskan responden 2 untuk pulang lebih malam dari jadwal biasanya, tetapi hal tersebut tidak mengurangi komitmennya dalam Leo Club ini, karena setelah bergabung dengan Leo Club ia menemukan motivasi terkuat dalam dirinya yang membuat ia tetap bertahan di Leo Club ini, yaitu kepuasan dalam membantu orang lain.
Meskipun Leo Club ini adalah organisasi yang memungkinkan setiap anggotanya melatih leadership skill mereka, responden 2 mengatakan bahwa dirinya pribadi tidak tertarik dengan kedudukan-kedudukan tersebut, ia hanya ingin membantu orang apapun posisinya.
            4.1.1.3 Responden 3
Hans Marloanto adalah seorang pemilik dari sebuah Event Organizer dan Management yang ada di Jakarta. Ia berumur 33 tahun. Ia merupakan anggota (member) dari Lions Club Batavia Prima New Century distrik 307 B1.
Awalnya ia bergabung dengan Lions Club karena melihat acara pengobatan massal yang dilakukan oleh Lions Club pada tahun 2008, kemudian ia diundang untuk mengikuti beberapa Regular Meeting yang diadakakan oleh Lions club Batavia tersebut, hingga akhirnya ia tertarik untuk mengambil bagian dalam club tersebut.
Ia tertarik karena kebersamaan dan kegiatan yang diadakan oleh Lions Club Batavia tersebut, selain itu karena menurutnya organisasi non profit ini memiliki sistem dan protokoler yang baikm dan terdapat banyak kesempatan utnuk bertemu orang-orang penting sehingga responden 3 dapat belajar lebih banyak dari pengalaman-pengalaman orang-orang penting tersebut. Selain itu, ia ingin membantu banyak orang yang membutuhkan bantuan.
Bergabung dengan Lions Club juga memberikan ia rasa sebagai bagian dari keluarga. Responden 3 juga mengatakan bahwa, bergabung dengan Lions Club walaupun mengorbankan waktu di tengah-tengah kesibukannya, selain membawakan kebahagiaan bagi orang lain, juga membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri, karena dengan ia bergabung dengan organisasi ini, ia dapat mengembangkan dirinya, memiliki kepuasan dalam berbagi terhadap sesama, dan belajar dari orang-orang penting yang tergabung dalam Lions Club tersebut.
           
4.1.2   Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, ketiga responden ini adalah anggota-anggota aktif dalam Leo Club dan Lions Club. Ketiganya memiliki perbedaan latar belakang namun kemiripan hal yang memotivasi diri mereka. Mereka tidak berada dalam satu club yang sama, melainkan tugas club yang berbeda dengan budaya yang berbeda pula. Mereka bertiga juga memiliki karakter pribadi yang berbeda. Responden 1 adalah orang dengan tipe koleris-melankolis. Responden 2 adalah orang dengan tipe plegmatis dan introvert. Sementara responden 3 adalah seorang pria extrovert – sanguinis.
Leo club dan Lions club sendiri bersifat murni sukarela, tidak ada peraturan yang mengatur masuk atau keluarnya seorang individu sebagai anggota, tidak adanya peraturan atau ganjaran yang mengharuskan setiap anggota untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan sosial. Mulai dari sifat keanggotaan sampai kesediaan untuk berpartisipasi dalam sebuah acara atau bakti sosial yang diadakan, semuanya bersifat sukarela.

44.2 Teknik Validasi Data
Data yang kami peroleh untuk analisis sebagai landasan teori dalam menganalisis dan membahas masalah lebih dalam diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan tema.

44.3 Analisis Data
Dari hasil wawancara dengan 3 responden dapat kita simpulkan bahwa ketiganya memililki motivasi awal untuk beramal, membantu orang lain, dan terlibat dalam bakti sosial dalam mengikuti Lions club dan Leo club ini. Namun kemudian ketiganya memiliki pengembangan yang berbeda, ketika sudah terlibat dalam organisasi pengabdian masyarakat tersebut, mereka merasakan mereka mendapat sesuatu yang ‘lain’ dari organisasi tersebut. Mulai dari pengalaman, rasa kekeluargaan, kepemimpinan, hingga kebahagiaan itu sendiri.
Sementara menurut teori Maslow, hal-hal yang mendorong orang lain untuk bekerja atau terlibat dalam suatu organisasi formal adalah pemenuhan kebutuhannya. Seorang individu akan terus berusaha untuk emmenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi, sehingga ia akan terus bekerja selama ia memiliki persepsi bahwa pekerjaan itu atau dengan bekerja, akan memenuhi kebutuhannya tersebut. Dalam hal ini mereka terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka terlebih dahulu (basic needs)
Sementara di sisi lain, bergabung dengan sebuah organisasi non-profit tidak dapat memeniuhi basic needs dari individu, karena bekerja dalam sebuah organisasi non-profit, semua bersifat sukarela dan tanpa bayaran. Namun, dengan bekerja atau bergabung dalam sebuah organisasi non profit, mereka memenuhi metaneeds mereka, yaitu kebutuhan akan pengembangan diri, seperti yang dikatakan oleh responden satu dan tiga di mana mereka merasa dengan bergabung, mereka dapat mengoptimalisasikan kemampuan mereka, serta memperoleh kemampuan-kemampuan lain seperti memimpin, seperti yang dikatakan oleh responden satu.
Selain pengembangan diri, seperti yang didefinisikan Maslow sebagai metaneeds, di antaranya adalah meaningfulness dan goodness. Melalui organisasi non-profit ini, mereka dapat menyalurkan keinginan mereka untuk berbuat baik, menolong sesama, sehingga dalam hidup mereka, terpenuhi lah kebutuhan untuk merasakan diri sebagai individu yang bermoral dan baik, serta memperoleh hidup yang lebih berarti dan bahagia, seperti yang dikatakan oleh responden dua.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada sedikit perbedaan dari penerapan teori Maslow tersebut di antara organisasi profit dan non-profit. Di mana organisasi profit dapat menerapkan motivasi Maslow dari segi pemenuhan basic needs, sementara pada organisasi non-profit seperti organisasi sosial, dapat menerapkan motivasi Maslow untuk memotivasi anggotanya pada pemenuhan metaneeds. Namun pada dasarnya, teori motivasi Maslow yang menyatakan bahwa setiap individu termotivasi atas dasar pemenuhan kebutuhan dirinya yang masih belum terpenuhi, dapat diterapkan di kedua organisasi tersebut, hanya berbeda jenis kebutuhan.


Bab 5
Penutup
55.1 Kesimpulan
Menurut hasil wawancara dan observasi, dapat kita simpulkan bahwa yang memotivasi seorang individu untuk ikut berperan dalam sebuah organisasi non-profit seperti organisasi sosial adalah kebutuhan akan pemenuhan metaneeds mereka. Kebutuhan ini lebih berupa aktualisasi diri, di mana hal tersebut berarti setiap individu perlu merasa bahwa diri mereka adalah pribadi yang baik, pribadi yang luhur, dan kebutuhan akan pengembangan diri mereka. Walaupun untuk memenuhi hal tersebut mereka harus mengorbankan sesuatu dari diri mereka, seperti uang, tenaga atau waktu, dan kenyataan bahwa ikut berpartisipasi dalam organisasi non-profit tidak memberikan individu tersebut keuntungan materi, hal itu tidak lalu menjadi halangan bagi setiap individu yang ingin mencapai suatu tahap aktualisasi diri. Hal ini juga membuktikan bahwa manusia bukan saja sebagai homo economicus tapi juga homo socius, di mana terkadang manusia tidak selalu mengutamakan materi, tapi juga ketenangan dan kebahagiaan batin yang diperoleh dengan berinteraksi dan menolong sesama.
Teori Maslow dapat diterapkan secara efektif pula pada organisasi non-profit ini seperti layaknya diterapkan pada organisasi profit, namun dengan jenis kebutuhan yang berbeda.

55.2 Saran
Jika Anda adalah salah satu pelaku dalam organisasi non-profit dan ingin memotivasi anggota lain, Anda harus mengenal kebutuhan anggota tersebut, sampai batas manakah ia berada, hingga Anda tahu apa yang harus Anda lakukan agar dapat memotivasi individu tersebut.

55.3 Implikasi / Penerapan
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh siapa saja dan di mana saja, karena penelitian ini bersifat umum dan merupakan penelitian dari fenomena yang terjadi sehari-hari. 









BAB 6
DAFTAR PUSTAKA


Maslow, Abraham H. 1993. The Farther Reaches of Human Nature. New York: Arkana.

Pace, R. Wayne, Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rabu, 16 Desember 2009

Brondong Lover

0 comments
Judul                : Brondong Lover
Tebal                : 232 halaman
Pengarang         : Stephanie Zen
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Gimana jadinya kalau tahun ajaran baru aja seorang Nasha udah mesti menghadapi yang namanya mantan yang posesif dan adek kelas yang nyebelin abis? Sejak hari pertama MOS, yang sialnya ia mesti ketemu Kevin, mantannya yang superrese yang juga panitia MOS, ia juga mesti menghadapi makhluk yang bernama Dave yang selalu ngebantah apapun kata Nasha dan ogah banget yang namanya bekerja sama? Nyebelin banget nggak sih?
Lebih parah lagi kalau Nasha sampai bener-bener jatuh cinta sama adek kelas nya yang bernama Dave itu. Oh no! apa kata dunia? Masalahnya Dave itu bener-bener tahu gimana bikin hatinya balapan. Mulai dari ngebelain pas Nasha lagi berantem sama Kevin sampe nolongin Nasha waktu camping..
Belum lagi ada Kak Elang, gebetan kakaknya Nasha yang kayaknya naruh perhatian lebih ke Nasha? Juga masih ada Kevin yang ngerasa hubungan mereka belum selesai. Siap ga sih seorang Nasha punya predikat "Brondong Lover"?

Bagi gue, Stephz berhasil menngambarkan perasaan seorang cewe yang suka cowo yang lebih muda dari dirinya. Dan bahkan dengan segala konflik-konfliknya yang memang di Indo hal "brondong" belum terlalu umum. Dan lagi gaya penulisan Stephz yang ringan membuat novel ini enak dan dibaca dan ga perlu susah-susah untuk memahami isi novel ini. Dengan itu pulsa, Stephz bisa membuat kita ikut merasakan apa yang Nasha rasakan saat ia dalam keadaan terjepit. Nice story!

Dan sekarang lo malu karna foto kita berdua terpajang di papan pengumuman?! Lo takut orang salah sangka kalo lo bener-bener berniat ngedeketin gue, dan lo jadi punya predikat… cowo yang suka daun tua! Iya kan?!





Ratu Preman

0 comments
Judul         :Ratu Preman
Pengarang : Primadonna Angela dan Alexandra Su
Tebal        : 214 halaman
Penerbit    : Gramedia Pustaka Utama

Apa sih yang salahn dari seseorang Aurora Estella? Perasaan dia nggak ada masalah apa-apa, tapi kok bias-bisa nya kehidupan cinta nya segitu parahnya?
Yang naksir dia kalo ga pemalak macem Troy, ya pecundang kayak Darwin itu.
Auro sempet lega pas orang cowo ganteng memasuki hidupnya. Dan percaya ga sih, ternyata Edward dan Justin yang adalah cowo cakep yang baru-baru ini memasuki hidup Auro itu juga pentolan preman di sekolah mereka masing-masing? Sampai-sampai Auro mikir, dia itu apa dong? Ratu Preman gitu?
Belum sempet menghilangkan rasa kagetnya, Auro tau-tau terlibat dengan pembekukan gembong narkoba yang ternyata ada di sekitarnya. Gampang sih, Auro Cuma diminta jadian sama Troy, apalagi jelas-jelas Troy memang ngejar-ngejar dia. Tapi ternyata semua berlainan dengan kehendak Auro. Dia malah sadar siapa yang sebenarnya yang ia sayangi waktu ia lagi dalam genggaman musuh. Siapa sih sebenernya gembong narkoba itu? Apa ia salah satu diantara raja preman-preman di sekitarnya itu? Atau bahkan seseorang yang tak terduga? Apakah Auro dapat meloloskan diri dan menggapai cintanya??

Kalau memang dia ingin mengucapkan selamat tinggal, aku akan merelakannya. Itu kan yang dilakukan orang yang sedang jatuh cinta? Merelakannya berbahagia karena, biarpun dirimu sakit, kebahagiannya jauh lebih penting daripada perasaanmu.


Sabtu, 24 Oktober 2009

3600 detik

4 comments

Judul            : 3600 detik
Pengarang    : Charon
Tebal           : 200 halaman
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama

Apa jadinya jika seorang remaja perempuan bernama Sandra yang mengalami trauma akan perceraian orang tuanya, serta ditambah dengan berbagai gelar kenakalannya, bertemu dengan seorang Leon yang berbeda 180 derajat darinya?

berulang kali Sandra mambuat kenakalan agar dikeluarkan dari sekolahnya. dan kebanyakkan ia berhasil.hingga ibunya memutuskan untuk berpindah kota demi Sandra. Memasukkan Sandra ke sekolah beraturan ketat. dari hari pertamanya masuk ke sekolah, ia sudah bertekad untuk membuat onar agar ia dapat secepatnya dikeluarkan dan membuat ibunya marah, itulah tujuannya. tapi ia salah mengira, Sandra tidak mengira bahwa ia akan berhadapan dengan seorang wali kelas yang justru tidak akan mengeluarkannya.

Perlahan, pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Leon, membuatnya berubah, Sandra seakan melihat sisi kehidupan lain dari pribadi Leon yang pasrah, penurut, sopan, dll. ia menjadi sadar apa arti hidup dan kehilangan. tapi sayangnya Leon tak bisa menemani nya menelusuri jalan hidupnya lagi setelah Sandra memberikan 3600 detik bagi Leon untuk merasakan hidup yang Leon inginkan. apakah yang akan terjadi???

" Bukan 3600 detik yang kauberikan padaku yang membuatku normal, tapi kaulah yang membuatku normal, Aku bisa tertawa bersamamu setiap waktu"


Jumat, 16 Oktober 2009

Fated

0 comments
other's say:
The first time women got cheated is naive
second time is innocent
third time is foolish


But I only know:


First time is accident
second time is necessary
third time is FATED